|
Though miles may lie between us, we are never far apart. For friendship doesn't count miles, it measures by the heart |
(klik gambar untuk melihat lebih jelas)
Hello and welcome back! Jadi kita
lanjut lagi cerita tentang Summer 2014 yang sangaaaat tertunda ._.
Rabu, 25 Juni 2014
Setelah hampir ketinggalan kereta
di Milan (Italia),akhirnya saya duduk dengan tenang di kereta perjalanan dari
Italia ke Swiss. Yeay! Tujuan saya ke Swiss ini selain jalan-jalan karena saya
tidak pernah ke Swiss sebelumnya, yaitu untuk bertemu teman saya : Puchisa dari
Thailand dan Valentine dari Swiss. Penasaran gimana kami bisa saling kenal?
Kami bertiga merupakan siswa pertukaran pelajar dari AFS ke Jerman tahun
2010-2011, dan kebetulan kami sering bertemu di camp-camp yang diadakan oleh
AFS. Puchisa dan Valentine berasal dari chapter yang sama, sementara saya
berasal dari chapter yang berbeda (saya dari chapter Herne). Tetapi dalam setahun
kami sering bertemu.
Tujuan saya adalah stasiun Bulle
karena Valentine tinggal di sana (salah satu keuntungan dari mengikuti program
pertukaran pelajar adalah mendapatkan teman dari berbagai penjuru dunia dan
bisa nebeng di rumah mereka ._.v). Perjalanannya tidak berlangsung lama, yaitu sekitar 4 jam, dan
saya cuma harus ganti kereta dua kali. Barang bawaan saya mulai terasa berat
padahal saya tidak belanja banyak di Milan -_-
Saya tiba di stasiun Bulle sekitar pukul 4, dan saya sudah melihat
Valentine dan Puchisa di stasiun. Kami pun lalu berpelukan (seperti
teletubbies, yeay!) karena sudah 3 tahun tidak bertemu. Sambil bercerita kami
pun membeli tiket bus karena rumah Valentine berada di desa sebelah. Perjalanan
sekitar 10 menit dengan bus, setelah itu kami berjalan kaki sedikit (mendaki
sedikit bukit) untuk menuju rumah Valentine. Rumahnya sangat berbeda dari
tipikal rumah Eropa, bisa dibilang sangat modern (papanya Valentine orang
Jepang, mungkin ada hubungannya ._.)
Setelah unpacking dan ganti baju, kami pun lalu menunggu kakak
Valentine datang (mobilnya mau dipinjam), lalu kami pun berangkat. Awalnya kami
mengantar kakaknya Valentine ke perpustakaan, lalu sudah itu kami berangkat ke
desa sebelah (Gruyere). Tujuannya tebak ke mana? Pabrik Keju! Yeay ^^ I've
never been to a cheese factory before, jadi saya sangat bersemangat dari
jauh-jauh harinya sewaktu Valentine memberitahukan rencananya untuk membawa
kami ke sana.
Kesan saya selama di perjalanan menuju ke pabrik keju adalah...
SWISS KEREN BANGET! Pemadangannya itu loh selama di sana... Simply
breathtaking. Pengen rasanya langsung pindah ke sana haha. Perjalanan berlangsung sekitar 10-20
menit.
|
Finally reunited <3 |
|
otw to cheese factory! |
Dan akhirnya tibalah kami di pabrik keju Gruyere! Valentine
kerja part-time di sana jadi dia tidak harus membayar untuk masuk ke museumnya,
sementara kami harus membayar 6 Frank (harga pelajar). Harga tiket sudah
termasuk contoh keju hasil olahan pabrik tersebut. Ada 3 jenis: keju yang
berumur 6 bulan, 8 bulan, dan 10 bulan. Buat saya yang paling enak adalah yang
berumur 8 bulan. Setelah itu kami berjalan mengelilingi museum, disana kami
dapat tau lebih lanjut tentang sejarah pabrik tersebut, bagaimana proses keju
dibuat, di mana keju disimpan sebelum dipasarkan, juga kami dapat melihat
langsung proses pembuatan kejunya. Selain itu juga ada kuis interaktif untuk
mengetes seberapa dalam pengetahuan kami tentang proses pembuatan keju setelah
tur museumnya.
|
Keju 6 bulan, 8 bulan, 10 bulan |
|
Pembuatan keju |
|
Two happy Asian girls |
Setelah berkeliling museum kami pun kembali ke rumah Valentine
dikarenakan sudah malam. Kami lalu makan malam seadanya, lalu tidur.
Kamis, 26 Juni 2014
Karena kami berencana untuk keluar seharian, saya dan Puchisa
bangun pagi-pagi dan mempersiapkan diri untuk petulangan berikutnya. Target
kami hari ini adalah Lausanne, sebuah kota berbahasa Perancis di Swiss.
Sayangnya Valentine tidak ikut karena dia harus sekolah. Setelah siap-siap dan
sarapan, kami lalu berjalan kaki menuju halte bis terdekat (Cuma 2 menit jalan
kaki) dan menuju Bulle Stasiun.
Perjalanan memakan waktu 1 jam, dan kami harus berganti kereta 1
kali di Palezieux, dan yang membuat kami sangat senang adalah kereta dari
Palezieux menuju Lausanne menggunakan Panoramic Train, yaitu kereta dengan
jendela super besar yang memungkinkan kita untuk melihat pemandangan secara
maksimal. Setelah sampai di Lausasnne, kami lalu menuju ke tujuan pertama kami
yaitu gereja Notre Dame, kami harus naik bus satu kali, lalu berjalan kaki
sekitar 15 menit.
|
Perjalanan menuju Lausanne |
|
Hampir tergoda untuk membeli *heavy breathing* |
|
Notre Dame from below. Mirip sama yang di Paris |
|
Panoramic view dari atas. |
Setelah melihat gereja tersebut, tujuan kami berikutnya adalah
Musee de Olympique (Olympic Museum), kami lalu mencari jalan ke sana dengan
menggunakan google maps. Di museum olympic kami Cuma berjalan-jalan di sekitar
dikarenakan menghemat uang (maklum masih mahasiswa), tetapi meskipun tidak
masuk ke dalam kami cukup senang. Di halaman museum itu terdapat track lari,
dan langsung menghadap ke danau Geneva.
|
Welcome to Le Musee Olympique! |
|
Entah kepala dan sisa badan lainnya di mana ._. |
|
I think I want to live here |
|
Are you ready to run? |
Waktu lebih lama kami habiskan dengan berjalan-jalan sekitar danau
dan mengambil foto. Kami juga tidak lupa untuk membeli gelato dikarenakan cuaca
yang cukup panas meskipun harganya relatif mahal untuk dua orang asia. Hidup di
Swiss sepertinya sangat menyenangkan, tetapi harga di sana itu loh T_T Karena
sikat gigi saya ketinggalan, mau tidak mau saya harus membeli sikat gigi (yang
sepaket dengan odolnya) di stasiun kereta seharga 5 Franken (sekitar 50ribu).
|
Nomnomnom. Bubble gum and Chocolate gelato :) |
|
Beautiful, isn't it? |
Sekitaran jam 2, kami kembali menuju stasiun kereta dan menuju ke
Bulle. Valentine menjemput kami di stasiun kereta dan tebak ke mana destinasi
kami berikutnya? PABRIK COKELAAAAAAAAAAT! I was so excited because I’ve
never been to a chocolate factory before. Perjalanan ke pabrik cokelat memakan
waktu sedikit lebih lama dibandingkan ke pabrik keju kemarin. Pabrik cokelat
yang kami kunjungi adalah Callier, salah satu anak dari Nestle.
|
Welcome to Callier! |
Dari luar saja sudah tercium bau
cokelat yang enak, saya semakin bersemangat untuk masuk ke dalam. Harga masuk
perorang (untuk pelajar) adalah 8 Franken. Kami lalu menitipkan barang kami
agar tidak repot dan menunggu antrian. Untuk tur ini bersifat audio interaktif dan kami memilih dengan
bahasa Jerman. Kami harus mengantri sekitar 10-20 menit. Menurut saya turnya
sangat unik dikarenakan kita berjalan dari satu ruang ke ruang yang lain dan
diceritakan sejarah didirikannya pabrik. Dan setelah tur audio interaktif
selesai kami lalu menuju ke ruang pembuatan cokelat. Di situ kami mendapatkan
informasi tentang apa saja yang dibutuhkan untuk membuat cokelat, dan kami juga
ditunjukkan pembuatan cokelat oleh mesin.
|
Proses pembuatan cokelat (1) |
|
Cokelatnya dipotong-potong (2) |
|
Looks yummy already (3) |
And guess what the best part is?
|
Pemberitahuan kayak gini nih yang bikin seneng |
Setelah ruang pembuatan cokelat
itu, kami menuju ke TESTING ROOM di mana kami bisa memakan segala macam cokelat
yang tersedia secara GRATIS. Iya, GRATIS! Yaa untuk saya sih yang biasanya
harus mikir-mikir kalau mau beli coklat di indomaret pasti senang lah yaa boleh
makan sepuasnya kayak gitu :D Pada awalnya saya dan Puchisa sanggup untuk
memakan satu persatu dari sample coklat, tetapi pada akhirnya satu sample harus
kami bagi dua karena sudah enek (satu kesalahan karena kami lupa untuk membawa
air, jadi disarankan bagi kalian yang mengunjungi pabrik ini untuk membawa
air). Setelah puas mencicipi cokelat, tur pun berakhir dan kami mengunjungi toko
dari pabrik tersebut. Kalau tidak salah saya membeli sekitar 15-20 batang
cokelat dengan harga total kira-kira 20 Euro .___.v
|
Tasting Room! |
|
I've tasted all of these :3 |
Setleah puas berbelanja, kami pun menuju kota kecil yang bernama
Gruyere. Kota ini dulunya (sepertinya) kerajaan kecil. Kota ini dikelilingin
oleh benteng dan pada puncak teratasnya ada kastil (seperti film-film jaman
dulu). Tetapi rumah warga sudah sangat sedikit di daerah ini dikarenakan isinya
semua tempat makan dan toko-toko souvenir. Valentine mereservasi tempat makan
malam untuk kami di tempat yang bernama Le Chalet. Karena waktu itu masih
sekitar pukul 5, dan reservasi kami adalah untuk pukul 7, maka kami
berjalan-jalan di sekeliling kota tersebut. Saya sangat suka dengan pemandangan
pegunungan dari salah satu tembok kota tersebut. Kami juga mengunjungi kastil,
tetapi tidak masuk (karena kalau masuk harus membayar lagi (sekali lagi
maklumilah mahasiswi-mahasiswi Asia ini haha)). Kami hanya mengambil gambar,
duduk-duduk di taman, dan ketika hampir pukul 7, kami pun segera menuju ke
restoran tersebut.
|
view dari salah satu sudut tembok kastil |
|
Gruyere |
|
Hello! |
Alasan Valentine memilih restoran
ini karena menurutnya restoran ini yang menyediakan Cheese Fondue yang paling
enak. Restorannya terkesan sangat tradisional dan pelayannya menggunakan baju
tradisional. Ada banyak menu tetapi kami sudah tau bahwa kamu akan memesan
cheese fondue. Setelah memesan (Valentine yang memesan menggunakan bahasa
Perancis), kami lalu menunggu beberapa saat dan datanglah cheese fonduenya! To
be honest, ini pertama kalinya saya melihat cheese fondue (biasanya hanya
cokelat fondue). Rasanya? 10/10. Tetapi harus diingat ketika habis memakan
banyak keju sangat tidak disarankan untuk meminum air. Yang disarankan untuk
diminum adalah teh atau soda.
|
our menu |
Setelah kenyang dengan cheese
fondue, saya dan Puchisa mau mencoba dessert ala Swiss, yaitu es krim yang
disajikan dengan Meringue (semoga ejaannya sudah benar). Satu porsi kami bagi
dua lalu setelah itu waktunya untuk membayar, dan tebak berapa banyak yang
harus kami bayar? Sekitar 200
Franken (Sekitar 2 juta). Untungnya sebelum sempat mengambil dompet Valentine
lalu mengeluarkan uang sambil mengatakan bahwa untuk makan malam ini Ayahnya
yang mentraktir. Jujur saja saya dan Puchisa sangat senang karena keuangan
kami terbatas, dan kami tidak sampai pikir sekali makan akan habis segitu T_T
|
Our dessert <3 |
Setelah itu kami balik pulang ke Bulle, dan bersiap-siap untuk
hari besok. Saya diharuskan packing semua barang-barang saya karena besok saya
akan balik ke Jerman setelah perjalanan saya bersama Puchisa dikarenakan
perpisahan (graduation) teman-teman saya, dan itulah yang merupakan salah satu
alasan utama saya liburan ke Jerman.
Jumat, 26 Juni 2014
Seperti biasa kami bangun pagi-pagi dan bersiap-siap. Setelah
sarapan kami pun diantar Valentine menuju ke stasiun kereta. Saya lalu
berpamitan dan sebenarnya lumayan sedih karena akan berpisah dengan Valentine
dan entah kapan saya dapat bertemu dengannya lagi. Tapi ada kata pepatah jerman
„Man sieht sich zwei mal in Leben“ yang berarti „Orang akan bertemu dua kali
dalam hidupnya“, jadi saya yakin suatu saat nanti kami bertiga akan kumpul
bareng lagi (mungkin di Bali atau Thailand).
Rencana kami untuk hari ini adalah pergi ke Montreaux dan Luzern.
Perjalanan ke Luzern memakan waktu sekitar 2 jam, dengan satu kali pergantian
di stasiun Montbovon. Kami berangkat pukul 6.43 dan tiba di Montreaux pukul
8.00. Kami lalu membuka google maps dan mencari transportasi umum ke Schloß
Chillon (Kastil Chillon). Destinasi
ini merupakan tujuan utama kami selama berada di Swiss. Sebelum liburan kami
memang sudah merencakan akan ke mana saja ke Swiss dan setelah melihat banyak
website, rata-rata mencantumkan Schloß Chillon sebagai tempat yang harus
dikunjungi. Perjalanan dari stasiun kereta menuju Schloß Chillon memakan waktu
sekitar 10-15 menit menggunakan bus. Perjalanan ke sana sangat menyenangkan
dikarenakan kami dapat melihat danau Geneva dari bus. Kami tiba sekitar pukul
setengah 9 dan masih sedikit orang disana dikarenakan waktu masih terlalu pagi
untuk turis-turis. Sebagan besar yang ada adalah penduduk lokal yang sedang
lari pagi ataupun memancing
|
Montreau from above! |
|
Guten Morgen from Chillon Castle! |
|
Chillon Castle by Lake Geneva |
|
Selfie itu wajib :D |
|
Hahahahaha |
Sebenarnya sangat bisa bagi kami untuk memasuki Schloß Chillon, tetapi
sebagai dua orang mahasiswa Asia yang berusaha sebisa mungkin untuk menerapkan
low-budget-travelling (karena uang sudah kebanyakan habis di transportasi),
kami akhirnya menghela nafas dan hanya berkeliling disekitar kastil itu saja.
Oh iya, kastilnya sangat indah karena letaknya di pinggir danau Geneva :D
Kami lumayan lama berjalan-jalan di sekitar kastil tersebut dan
mencari spot foto yang tepat. Dikarenakan bayangan yang menutupi kastil
tersebut, kami harus menunggu hingga matahari tiba menyinari kastil tersebut
untuk mendapatkan foto yang bagus. Seiring berjalannya waktu
turis-turis sudah mulai berdatangan (turis Jepang terutama). Kami pun memutuskan untuk berjalan-jalan
sedikit di sekitar kota. Kami lalu naik bus dan turun di depan danau Geneva. Ada pasar tradisional dan banyak penjual makanan dan souvenir. Kami pun lalu membeli es krim Movenpick dengan harga 3 euro/scoop dan masing-masing membeli 2 scoop (Yeay, 90rb untuk es krim, niat hemat jadi gagal haha), tapi worth itu kok dengan rasanya.
|
Sekali-kali lah |
|
Untuk harga + pemandangan worth it banget |
Setelah itu kami lalu jalan-jalan di sekitar kota dan memasuki toko-toko souvenir. Swiss adalah negara yang terbagi menjadi 3 bagian bahasa : Jerman, Perancis, dan Italia. Dan meskipun Montreaux merupakan kota di bagian negara yang memakai bahasa Perancis sebagai bahasa sehari-hari, tetapi sebagian besar orang-orang dapat berbahasa Jerman, jadi kami tidak kesulitan ketika menawar barang, ataupun ketika tersesat. Setelah masuk dari satu toko ke toko lain saya akhirnya mendapatkan baju yang cukup lucu untuk adik saya yang paling kecil (Bintang) dan membeli beberapa postcard.
Dikarenakan kami harus mengejar kereta pukul 11.44, setelah berbelanja kami lalu menuju kembali ke stasiun kereta. Kami sangat menanti-nantikan perjalan ke Luzern karena kami akan menggunakan kereta panoramic (Goldenpass) dan bukannya kereta biasa. Montreaux - Luzern yang biasanya dapat ditempuh dalam waktu 2 jam sekarang harus kami tempuh selama 5 jam. Kenapa? Dikarenakan kereta panoramic tersebut tidak melewati jalur biasa, melainkan melalui jalur khusus yang disediakan khusus kereta tersebut dimana kita dapat melihat pemandangan sepanjang perjalanan. Sebenarnya harganya cukup mahal, bisa berjuta-juta sekali jalan tetapi kami tertolong karena sudah membeli Eurailpass terlebih dahulu.
Berikut detail perjalanan kami dari Montreaux ke Luzern:
- Montreaux - Zweisimmen : 11.44 - 13.32
- Zweisimmen - Interlaken Ost : 13. 38 - 14. 49
- Interlaken Ost - Luzern : 15.04 - 16.55
Terdapat toko souvenir di dalam jembatan, dan saya memutuskan untuk membelikan papa saya pisau Victorinoix (entah ejaannya benar apa salah). Setelah survey sana sini ternyata harganya sama rata di semua toko souvenir yang saya beli. Untungnya mereka menerima pembayaran pakai visa (debit mandiri) karena uang Franken saya sudah hampir habis dan saya malas menarik uang lewat ATM karena akan dikenakan biaya lagi. Setelah itu saya dan Puchisa lalu singgah di Starbucks dan membeli sesuatu untuk di makan. Tetapi demi menghemat saya akhirnya hanya beli kue saja. Kami lalu mendapatkan tempat duduk di luar di dekat Kapellbrucke. Beberapa menit sebelum pukul 19.00 Puchisa berpamitan dan kami janjian untuk ketemu sekali lagi di Jerman sebelum masing-masing dari kami kembali ke negara masing-masing.
|
Puchisa sudah balik, terpaksa tongsis pun beraksi haha |
Dan finally I'm on my own again. Kereta saya balik ke Haltern dari Luzern adalah pukul 21.00 jadi saya punya waktu 2 jam untuk berjalan-jalan keliling. Saya lalu berjalan di sekitaran sungai Reuss sambil mengambil foto. Saya hampir tergoda untuk ikut tur kapal sekeliling sungai (ada diskon untuk pengguna Eurailpass) tapi saya takut bakalan ketinggalan kereta jadi saya mengurungkan niat tersebut. Saya juga ingin mengunjungi beberapa museum tapi dikarenaka waktu kurang dari 2 jam dan dompet yang menipis, saya pun memutuskan untuk ke Basel sejam lebih cepat.
Basel adalah sebuah kota perbatasan Swiss dan Jerman, dan dari sana saya akan naik kereta malam menuju Duisburg. Jadwal kereta saya sebenarnya adalah puluk 22.00, tapi tidak ada salahnya datang lebih cepat ke Basel. Saya lalu mengambil barang saya di loker dan mencari kereta yang akan menuju Basel. Di Basel saya jalan-jalan di sekitar stasiun, membaca koran, dan menunggu. Memang agak sedikit membosankan tapi daripada ketinggalan kereta mending datang lebih cepat. Akhirnya night trainnya pun datang. Saya sudah mereservasi tempat duduk di salah satu kompartemen karena saya takut kehabisan tempat. Perjalanan berlangsung lumayan lama, tetapi untungnya saya dapat tidur dengan tenang selama perjalanan :)
|
Long trip with back wit Teddy :) |
Sekian tentang perjalanan saya di Swiss! Maaf kalau ceritanya kepanjangan dan membosankan. Any feedback would be really appreaciated :)
Link-link info:
- Eurailpass (http://www.eurail.com)
- Pabrik Cokelat (http://cailler.ch/en/maison-cailler/attraction/information/)
- Pabrik Keju (http://www.la-gruyere.ch/en/la-maison-du-gruyere-cheese-Dairy.html)
- Musee de Olympique (http://www.olympic.org/museum)
- Schloß Chillon (http://www.chillon.ch/en/castle)
speechless, cuma bisa bilang, wow keren banget pengalaman kak Dala
BalasHapusthanks for reading! :)
Hapus